SEJARAH SINGKAT

KELOMPOK STUDI WALISONGO

 

Muqaddimah

Sebagai pengantar sebaiknya kita mengetahui dahulu makna organisasi kekeluargaan atau kedaerahan semacam Kelompok Studi Walisongo. Kekeluargaan dalam konteks dinamika kemahasiswaan di Mesir adalah organisasi yang beranggotakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan visi, dan bercorak kedaerahan, misalnya KSW untuk orang yang berkultur Jawa dan KKS untuk orang yang berkultur Sulawesi. Bila dilihat pada masing-masing AD/ART di setiap kekeluargaan, dalam hal keanggotaan sesungguhnya pada batas yang berbeda-beda kekeluargaan tetap bersifat inklusif, dan sama sekali bukan sebagai organisasi kesukuan yang eksklusif.

Dari enam belas kekeluargaan yang ada, KSW bukan satu-satunya kekelu­ar­gaan yang menggunakan nama kelompok Studi, seperti kekeluargaan Riau misalnya menggunakan nama KSMR. Paling tidak ada tiga alasan penetapan nama ini, pertama alasan historis, bahwa embrio kekeluargaan Jawa adalah sebuah kelompok studi dan sekaligus sebagai sebuah penghormatan pada para pendiri organisasi ini. Kedua, agar tetap bisa dipahami bahwa KSW sebagai organisasi kedaerahan tetap inklusif. Ketiga, bahwa penamaan seperti ini telah diakui oleh MPA PPMI yang membawahi kekeluargaan.

Adapun tujuan kerja KSW adalah membentuk sosok manusia yang beriman, berilmu dan beramal dibawah bimbingan serta naungan ajaran Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah. Sedang sasaran kerjanya adalah; pertama, Memberikan wahana bagi generasi Islam dan peningkatan intelektualitas dengan saling bertukar pikiran, pengalaman dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan dakwah soaial. Kedua, Mempererat suasana ukhuwah antar anggota dan meningkatkan kerjasama saling menunjang untuk menyelesaikan problematika demi kesejahteraan anggota.

 

Selanjutnya

 

Halaman Depan  AD  ART  Pengurus  Kegiatan  Anggota